TATALAKSANA PADANG PENGGEMBALAAN TROPIKA

BABA I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam usaha peternakan  kita tidak bisa terlepas dari permasalahan ketersediaan Hijauan Pakan Ternak (HPT) yang berkelanjutan, terutama disaat musim kemarau tiba yang merupakan salah satu musim kesulitan dalam ketersediaan pakan ternak. Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak (HPT) sebagai pakan ternak merupakan salah satu faktor yang menentukan baik buruknya perkembangan ternak ruminansia khususnya ternak sapi yang ada, karena pakan merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi usaha peternakan dan berpengaruh langsung terhadap produksi, produktivitas dan kesehatan ternak itu sendiri.

Untuk meningkatkan produksi ternak maka perlu dilakukan suatu usaha padang penggembalaan. Dalam pasture atau padang penggembalaan ditanami hijauan dengan kualitas unggul yang tahan injakan dan digunakan untuk menggembalakan ternak.semakin bervariasi  komposisi botani pasture, maka kualitas pakannya pun akan semakin baik.

Dalam sistem usaha peternakan sapi, tanaman pakan merupakan sumber pakan hijauan yang mutlak diperlukan dan harus tersedia baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Ketersediaan hijauan pakan juga merupakan faktor langsung yang berhubungan dengan keberlanjutan dan kestabilan usaha ternak. Kebutuhan hijauan pakan pakan per ekor sapi bali sebanyak 6,25 kg bahan kering per hari untuk hidup pokoknya atau setara dengan hijauan segar ±10% dari berat tubuhnya.

Rendahnya sebaran dan ketersediaan HMT sepanjang tahun menjadi salah satu penyebab sulit berkembangnya populasi dan produktivitas ternak sapi, karena peternak tidak dapat mempertahankan ternaknya untuk dipelihara (terutama musim kemarau) akibat kurangnya sumber pakan utama tersebut.

1.2.Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini yaitu:

Untuk memenuhi syarat penilaian dalam matakuliah “Tatalaksana Padang Penggembalaan Tropika”.

Untuk mengetahui produksi pasture dan daya tampung pasture.

1.3.Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan laporan praktikum ini yaitu dapat mengetahui jumah produksi pasture dalam satu Ha, sehingga penggembalaan ternak dapat dikendalikan sesuai dengan jumlah produksi pasture dan tidak terjadi over grassing.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Komposisi botani pasture

Dalam pengukuran produksi pasture pada padang penggembalaan dalam praktikum ini yang dilakukan pelemparan secara random, menggunakan kuadrad diperoleh komposisi botani pasture yang terdiri dari Rumput teki (cyperus rotundus) 55gr, Cynodon dactilon 117gr, Axonopus kompresus 10gr, dan Weed 4gr. Dari komposisi botani yang diperoleh akan dihitung produksi berat basah dan produksi berat karing, sehingga dapat dketahui kebutuhan ternak berdasarkan berat kering.

2.2. Pengukuran pasture secara langsung

Pengukuran menggunakan kuadrat yang dilempar secara random degan ukuran:

60 x 60 atau 0.6 x 0.6 = 0.36 m2

1 Ha = 10.000 m2

Berat basah:

- Rumput teki (cyperus rotundus) 55gr

- Cynodon dactilon 117gr

- Axonopus kompresus 10gr

- Weed 4gr 

Jumlah berat rumput= 186gr

- Rumput teki (cyperus rotundus) 55gr 

- Cynodon dactilon 117 gr 

- Axonopus kompresus 10 gr 

- Weed 4gr 

Jumlah = 100%

Komposisi botani	%	Berat kering (BK)
Rumput teki (cyperus rotundus)	29.6 = 15.3	44gr
Cynodon dactilon	62.9 = 32.5	17gr
Axonopus kompresus	5.4 = 2.8	8gr
weed	2.2 = 1.1

    BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari penulisan diatas dapat disimpulkan bahwa: dari pelemparan kuadrat secara random diperoleh komposisi botani pasture yang terdiri dari Rumput teki (cyperus rotundus), cynodon dactilon, axsonopus kompresus dan dilakukan penghitungan diperoleh produksi berat kering pasure dalam satu Ha 12,5ton.

3.2.Saran

Sebelum menggembalakan ternak dalam sebuah pasture atau padang penggembalaan perlu dilakaukan penghingan terlebih dahulu agar tidak terjadi over grassing atau kelebihan ternak yang digembalakan, sehingga produksi ternak menjadi menurun akibat terjadi perebutan makanan.

Share this post