MANAJEMEN USAHA TERNAK PERAH (LAPORAN PRAKTIKUM)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa yang telah berkenan mengulurkan kasih-Nya sehingga laporan praktikum tentang “Manajemen Usaha TernakPerah” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Pengembangan pembibitan sapi perah memiliki potensi yang cukup besar dalam rangka mengurangi ketergantungan impor produk susu maupun impor bibit sapi perah. Pembibitan sapi perah sangat tergantung pada keberhasilan program pemeliharaan pedet sebagai replacement stock.
Manajemen pemeliharaan pedet yang optimal sejak lahir sangat diperlukan untuk memperoleh produksi sapi yang memiliki produktifitas tinggi yang siap menggantikan sapi yang sudah tidak berproduksi lagi, baik sebagai induk maupun pemacek.
Akhir kata penulis mengucapkan bahwa tidak ada kesempurnaan didunia ini, termasuk dalam sebuah karya. Tulisan inipun kiranya tak terlepas dari kekurangan.
Kesempurnaan mutlak hanya milik Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena itu, segala saran dan koreksi dari stiap pembaca budiman yang telah membaca tulisan ini sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan berikutnya.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengembangan pembibitan sapi perah memiliki potensi yang cukup besar dalam rangka mengurangi ketergantungan impor produk susu maupun impor bibit sapi perah. Pembibitan sapi perah sangat tergantung pada keberhasilan program pemeliharaan pedet sebagai replacement stock
Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. pedet yang baru lahir membutuhkan perawatan khusus, ketelitian, kecermatan dan ketekunan dibandingkan dengan pemeliharaan sapi dewasa. pemeliharaan pedet mulai dari lahir hingga disapih merupakan bagian penting dalam kelangsungan suatu usaha peternakan sapi perah. kesalahan dalam penangan dan pemeliharaan pedet mudah dengan umur 0-3 minggu dapat menyebabkan pedet mati lemas saat lahir, lemah, infeksi dan sulit dibesarkan.
Manajemen pemeliharaan pedet yang optimal sejak lahir sangat diperlukan untuk memperoleh produksi sapi yang memiliki produktifitas tinggi yang siap menggantikan sapi yang sudah tidak berproduksi lagi, baik sebagai induk maupun pemacek.
Pemeliharaan pedet mulai dari penanganan kelahiran, pemberian identitas, pemantauan terhadap pertumbuhan dan pertambahan bobot badan, pencegahan dan penanganan terhadap penyakit serta kebersihan dan fasilitas kandang hingga pedet berumur 8 bulan, sangat mempengaruhi keberhasilan tercapainya pedet sebagai calon bibit unggul pada usaha ternak perah. Dengan penanganan dan perawatan yang tepat akan dapat mengoptimalkan performan pedet yang akan dijadikan replacement stock menggantikan sapi yang sudah tidak produktif lagi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakannya laporan praktikum ini yaitu:
1.Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai manajemen sapi perah yang baik sehingga akan berdampak pada peningkatan produksi dan ekonomi ternak perah.
2.Untuk mengetahui secara langsung perkembangan ternak sapi perah yang ada di pulau Bali khususnya di Kabupaten Bangli.
3.untuk memenuhi penilaian dalam salah satu mata kuliah yaitu Ilmu Ternak Perah dan mengetahui manajemen pemeliharaan pada anak sapi perah serta dapat membandingkan teori dengan keadaan peternakan pedet sapi perah di PT. Puri Purnama Kandang Sapi Perah Bangli.
1.3.Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum yang telah dilakukan ialah
1. Dengan adanya praktikum ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami dalam memandang prospek usaha ternak sapi perah yang masih terbuka lebar peluangnya untuk dikembangkan.
2. Dapat melihat secara langsung kenyataan yang ada dilapangan setelah memadukan dengan materi di bangku perkuliahan.
3. Dengan adanya praktikum ini dapat memberi pembelajaran untuk berkomunikasi dengan para peternak.
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sapi Peranakan friesh Holland (PFH)
Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Masa depan suatu peternakan sapi perah tergantung pada program pembesaran pedet maupun dara sebagai replacement stock untuk dapat meningkatkan produksi susu.
Pemeliharaan pedet yang baru lahir, pemberian pakan dan minum, perkandangan serta penanganan kesehatan perlu diperhatikan dengan baik, mengingat angka kematian pedet yang cukup tinggi pada empat bulan pertama setelah pedet lahir. Di daerah tropis rata – rata persentase kematian pedet dibawah umur tiga bulan mencapai 20% bahkan bisa mencapai 50% (Reksohadiprojo, 1984).
Menurut Imron (2009), untuk dapat melaksanakan program pemberian pakan pada pedet, perlu dipahami tentang susunan dan perkembangan alat pencernaan anak sapi. Sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian perut, yaitu rumen (perut handuk), retikulum (perut jala), omasum (perut buku) dan abomasum (perut sejati).
Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan menjadi 8 % bila nantinya telah dewasa. Sebaliknya untuk rumen semula 25 % berubah menjadi 80 % saat dewasa. Waktu kecil pedet hanya akan mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan secara bertahap anak sapi akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat untuk awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan selanjutnya belajar menkonsumsi rumput.
Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna kekunig-kuningan dan lebih kental dari air susu normal. Kolostrum mengandung sedikit laktosa sehingga mengurangi resiko diare. Mengandung inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam bentuk protein.
Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi pedet yang baru lahir dari penyakit infeksi. Kolostrum dapat juga menghambat perkembangan bakteri E. coli dalam usus pedet (karena mengandung laktoferin) dalam waktu 24 jam pertama (Ernawani, 1991).
Pemberian air susu yang kurang akan menyebabkan pertumbuhan pedet yang terganggu karena kekurangan zat makanan. Kelebihan konsumsi dapat mengakibatkan gangguan pencernaan dan diare serta menyebabkan pengurangan konsumsi pakan kering atau biji-bijian sehingga akan menyebabkan bertambahnya masa menyusui. Terdapat patokan umum pemberian susu (asumsi bobot lahir = 50kg), yaitu minggu I sebanyak 8% bobot lahir, minggu II sebanyak 9% bobot lahir, minggu III sebanyak 10% bobot lahir, minggu IV sebanyak 8% bobot lahir dan minggu V sebanyak 5% bobot lahir (Willamson, 1993).
Sebelum induk melahirkan dipisahkan dari sapi lain, ditempatkan dikandang khusus beranak yang bersih dan telah di disinfektan sehingga pada saat proses melahirkan berlangsung, induk dapat melahirkan dengan tenang tanpa terganggu oleh induk bunting lain sehingga anak sapi atau pedet dapat lahir dengan selamat, kandang tersebut berada di tempat yang mudah diawasi. Sehingga apabila terjadi kesulitan pada proses kelahiran dapat segera dilakukan pertolongan (Williamson dan Payne,1993).
Konsumsi hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan (Kumar, 2001). Pemisahan pedet bisa dilakukan langsung setelah 24 jam untuk pedet yang sehat dan untuk pedet yang kurang sehat setelah lahir maka dibiarkan hingga umur 2-3 hari bersama induknya (Syarief dan Sumoprastowo, 1985).
Penyapihan adalah penghentian pemberian air susu pada pedet baik dari susu induk sendiri maupun induk lain. Umur saat penyapihan tergantung pada waktu yang diperlukan oleh pedet-pedet itu untuk berkembangnya fungsi rumen dan diberikan makanan starter sebanyak 0.75 kg samapai 1 kg tiap hari, biasanya 6 sampai 8 minggu (Blakely dan Bade, 1998).
BAB III
MATERI DAN METODE
2.1. Materi Praktikum
Materi yang di pergunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
2.1.1. Ternak
Ternak yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah sapi perah jenis Frisien Holstein dengan jumlah keseluruhan 107 ekor, dengan 37 ekor pedet betina dan 14 ekor pedet jantan
2.1.2. Alat Yang Digunakan
Alat yang di pergukan dalam praktikum ini adalah :
Alat tulis untuk menulis data yang diperoleh.
Kamera untuk pengambilan gambar.
2.2. Metode Praktikum
2.2.1.Tempat Dan Lama Praktikum
Praktikum ini dilakukan di Bangli, desa kubu, peternakan sapi perah (PT. puri purnama), praktikum ini berlangsung pada hari sabtu, 22 juni 2013 , kira – kira selama 1 jam.
2.2.2. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah wawancara observasi. Observasi yaitu pengamatan langsung dari manajemen peliharaan sapi perah PT. puri purnama. Wawancara yaitu menggali informasi dari karyawan PT. puri purnama, mengenai manajemen pemiliharaan sapi perah.
2.3. Cara kerja
2.3.1.Pakan dan air minum
Pemberian pakan pada pedet atau anak sapi di PT. Puri purnama, untuk pakan hijauan diberikan 3 kali sehari sedangkan konsentrat dibberikan 2 klai sehari. Dalam pemberian pakan, konsentrat diberikan lebih dahulu dari pakan hijauan agar tidak terjadi bloat atau kembung perut. Pakan hijauan yang diberikan, terlebih dahulu dipotong – potong agar menghindari terjadinya bloat. Jenis pakan hijauan yang diberikan adalah kaliandra dan rumput gajah. Pemberian air minum diberikan pada tempat air minum yang sudah tersedia dan diberikan secara etlibitum.
2.3.2.Perkandangan
Perkandangan yang digunakan untuk pedet dalam peliharaan pedet PT. Puri purnama, untuk pedet yang berumur 0 – 3 bulan menggunakan kandang panggung box, sedangkan pedet yang berumur lebih dari tiga bulan menggunakan kandang lantai tanah dengan bentuk kanadang stall satu arah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1.Perawatan Pedet
1. Penanganan Pedet pada saat lahir
Dari praktikum yang dilakukan pedet yang baru lahir langsung dipisahkan dari induknya. Pemberian kolostrum pada pedet yang baru lahir 20 menit menjelang partus, karena kolostrum mengandung antibody sehingga menjaga kekebalan tubuh pedet. Pemberian kolostrum pada pedet berlangsung selama satu minggu. Pemberian kolostrum dilakukan oleh peternak dengan menggunakan botol susu atau dot, kemudian diberikan pada pedet.
Pedet jantan dikastrasi pada saat berumur satu minggu atau 1 bulan. Tujuan dilakukan kastrasi agar tidak terjadi perkawinan secara alam karena pedet jantan dan pedet betina digabung dalam satu kandang dengan umur pedet yang sama. Selain itu tujuan kastrasi pada pedet jantan, agar pentumbuhannya menjadi lebih baik dan gemuk, karena pedet jantan yang dipelihara tidak untuk dijadikan bibit tetapi untuk dijual.
2. Pemberian Pakan dan air minium
Pemberian Pakan Anak Sapi/Pedet diharapkan semaksimal mungkin mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Pemberian pakan pada pedet atau anak sapi di PT. Puri purnama, untuk pakan hijauan diberikan 3 kali sehari sedangkan konsentrat dibberikan 2 klai sehari.
Dalam pemberian pakan, konsentrat diberikan lebih dahulu dari pakkan hijauan agar tidak terjadi bloat atau kembung perut. Pakan hijauan yang diberikan terlebih dahulu dipotong – potong agar menghindari terjadinya bloat. Jenis pakan hijauan yang diberikan adalah kaliandra dan rumput gajah. Pemberian air minum diberikan pada tempat air minum yang sudah tersedia dan diberikan secara etlibitum.
4.1.2. Sistem Perkandangan
System perkandangan yang digunakan untuk pedet yang berumur 0 – 3 bulan adalah kandang panggung box. Sedangkan untu kandang pedet yang sudah berumur lebih dari tiga bulan menggunakan kadang stall satu arah dengan lantai tanah.
Kandang panggung box untuk pedet berumur 0 – 3 bulan dan kandang lantai beton stall satu arah untuk pedet yang berumur lebih dari 3 bulan.
4.2. Pembahasan
Dari hasil praktikum diatas tujuan perawatan pedet adalah Untuk menghasilkan anak sapi yang cukup kuat, salah satu caranya induk sapi yang bunting sekurang-kurangnya 6 minggu sebelum beranak sudah dikeringkan dan induk sapi tersebut diberi pakan istimewa dan cukup baik kualitas dan kuantitasnya. Setelah pedet dilahirkan, merupakan periode yang sangat kritis. Oleh karena itu anak sapi perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya menurut (Muljana, 1982).
Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian dari proses penciptaan bibit sapi yang bermutu. Untuk itu maka sangat diperlukan penanganan yang benar mulai dari sapi itu dilahirkan sampai mencapai usia sapi dara. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
1.Penanganan Pedet pada saat lahir
Penanganan Pedet pada saat lahir dilakukan apabila induk tidak bisa berperan secara optimal. Hal ini menjaga agar sifat alami atau tingkahlaku ternak tidak terusak. Bantuan dapat diberikan dengan langkah-langkah sesuai tingkah laku ternak tersebut. Pertama membersihkan semua lendir yang ada dimulut dan hidung demikian pula yang ada dalam tubuhnya, menggunakan handuk (kain) yang bersih. Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa bernapas. Kemudian potong tali pusarnya sepanjang 10 cm dan diolesi dengan iodin untuk mencegah infeksi lalu diikat. Berikan jerami kering sebagai alas. Dan jangan lupa beri colostrum secepatnya paling lambat 30 menit setelah lahir (Imron, 2009).
Dari praktikum yang dilakukan pedet yang baru lahir langsung dipisahkan dari induknya. Pemberian kolostrum pada pedet yang baru lahir 20 menit menjelang partus, karena kolostrum mengandung antibody sehingga menjaga kekebalan tubuh pedet. Pemberian kolostrum pada pedet berlangsung selama satu minggu. Pemberian kolostrum dilakukan oleh peternak dengan menggunakan botol susu atau dot, kemudian diberikan pada pedet.
Pedet jantan dikastrasi pada saat berumur satu minggu atau 1 bulan. Tujuan dilakukan kastrasi agar tidak terjadi perkawinan secara alam karena pedet jantan dan pedet betina digabung dalam satu kandang dengan umur pedet yang sama. Selain itu tujuan kastrasi pada pedet jantan, agar pentumbuhannya menjadi lebih baik dan gemuk, karena pedet jantan yang dipelihara tidak untuk dijadikan bibit tetapi untuk dijual.
2. Pemberian Pakan dan air minum
Pemberian Pakan Anak Sapi / Pedet diharapkan semaksimal mungkin mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik pada saat masih pedet akan memberikan nilai positif saat lepas sapih, dara dan siap jadi bibit yang prima. Sehingga produktivitas yang optimal dapat dicapai. Jenis-jenis Bahan Pakan yang diberikan pada Anak Sapi / Pedet dalah hijauan dan konsentrat.
Pemberian pakan pada pedet untuk pakan hijauan diberikan 3 kali sehari sedangkan konsentrat diberikan 2 kali sehari.Dalam pemberian pakan, konsentrat diberikan lebih dahulu dari pakan hijauan agar tidak terjadi bloat atau kembung perut. Pakan hijauan yang diberikan terlebih dahulu dipotong – potongagar menghindari terjadinya bloat. Jenis pakan hijauan yang diberikan adalah kaliandra dan rumput gajah. Pemberian air minum diberikan pada tempat air minum yang sudah tersedia dan diberikan secara etlibitum.
Perkandangan yang digunakan untuk pedet dalam peliharaan pedet PT. Puri purnama, untuk pedet yang berumur 0 – 3 bulan menggunakan kandang panggung box, Tujuan menggunakan kandang box pada anak sapi atau pedet adalah menimalkan ternak terserang panyakit, karena anak sapi sangat rentan terhadap penyakit. Sedangkan untuk kandang pedet yang sudah berumur lebih dari tiga bulan menggunakan kadang lantai tanah dengan bentuk kandang stall satu arah. Kandang dibersihkan sekali sehari yaitu pada siang hari pada saat ternak dimandikan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa dalam pemeliharaan pedet atau anak sapi dibutuhkan manajemen yang baik. Mulai dari penanganan pedet saat lahir, pemberian pakan dan air minum, serta system perkandangan yang digunakan untuk pedet atau anak sapi. Dengan manajemen yang baik anak sapi atau pedet akan memberikan nilai positif saat lepas sapih, dara dan siap jadi bibit yang prima. Sehingga produktivitas yang optimal dapat dicapai sesuai dengan tujuaan pemeliharaan.
5.2. Saran
Manajemen pemeliharaan pedet haruslah menjadi perhatian yang lebih bagi para peternak, mengingat tinggkat kematian dan resikonya terhadap penyakit yang tinggi. Selain itu pedet adalah ternak replacement stock yang tentunya dapat digunakan sebagai pengganti ternak yang produksinya kurang optimal.
0 Response to "MANAJEMEN USAHA TERNAK PERAH (LAPORAN PRAKTIKUM)"
Post a Comment