https://umbuagus.blogspot.com/p/contact-us.html PERANAN LEGUMINOSA TERHADAP KUALITAS HIJAUAN PAKAN TERNAK - Umbu Agus

PERANAN LEGUMINOSA TERHADAP KUALITAS HIJAUAN PAKAN TERNAK


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang mahakuasa yang telah mengulurkan kasih-Nya sehingga paper tentang “Evaluasi Hijauan Makanan Ternak” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun penulis memuat judul dalam penulisan paper ini yaitu tentang ”Peranan Leguminosa Terhadap Kualitas Hijauan Pakan Ternak”.

Tantangan terbesar dalam semua sistem produksi ternak di negara-negara berkembang adalah pakan, sedangkan salah satu faktor yang menentukan produktivitas ternak ruminansia adalah terjaminnya ketersediaan hijauan pakan yang bermutu. Padang rumput sebagai penghasil hijauan pakan telah banyak tergusur dan beralih fungsi menjadi pemukiman, tanaman pangan, dan industri akibat laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan hijauan pakan, berbagai usaha telah banyak dilakukan seperti integrasi usaha ternak pada sistem perkebunan, kehutanan, dan tanaman pangan. Integrasi pada sistem tersebut dengan memanfaatkan vegetasi alami yang tumbuh di bawah naungan sebagai sumber hijauan dan memanfaatkan hasil ikutan dari sistem tersebut.

Leguminosa merupakan tanaman yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkanbahan organik tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah. Kemampuan memfiksasi nitrogen dari udara oleh leguminosa dapat membantu meningkatkan suplai hara terutama nitrogen bagi tanaman yang disampingnya. Percampuran leguminosa dan tanaman pangan mempunyai potensi untuk menghasilkan bahan kering yang lebih tinggi dengan kualitas yang lebih tinggi.

Akhir kata penulis mengucapkan bahwa didalam banyak kata pasti terukir salah dan kekeliruan, begitupun dalam penulisan ini terdapat banyak salah dan keliru. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan tegur sapa yang baik dari setiap pihak yang budiman yang telah membaca tulisan ini demi kesempurnaan penulisan berikutnya.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hijaun pakan merupakan bahan pakan ternak ruminansia yang digunakan oleh ternak untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, produksi, dan reproduksinya. Ketersediaan hijaun dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang baik sangat menentukan produktivitas ternak ruminansia. Perkembangan ternak ruminansia pada beberapa tahun ini tumbuh relatif sangat lambat yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketersediaan hijauan tidak terjamin dengan baik. Hal ini terbukti dengan terjadinya kekurangan hijuan sepanjang tahun terutama pada musim kemarau yang mengakibatkan kesenjangan yangcukup besar antara populasi dengan jumlahketersediaan hijauan. Pada akhirnya mengakibatkan penurunan produktivitas ternak. Pemenuhan kebutuhan zat makanan bagi ternak dapat dilakukan dengan penggunaan konsentrat, dengan resiko adanya peningkatan biaya produksi yang cukup besar mengingat bahan bahan baku untuk pembuatan konsentrat yang mahal. Pertanaman campuran antara rumput dan leguminosa merupakan alternatif yang sudah dikembangkan di negara berkembang. Leguminosa mempunyai peranan yang sangat penting di dalam meningkatkan produktivitas pastura dikarenakan kemampuan mereka dalam memfiksasi sejumlah nitrogen di udara. Kontribusi langsungnya terhadap produktivitas ternak melalui penyediaan sumber pakan yang kaya akan nitrogen. Selain itu, leguminosa dapat meningkatkan produktiivitas rumput melalui peningkatan penyerapan nitrogen tanah oleh rumput apabila leguminosa ditanam bersamaan dengan rerumputan.

Namun di Indonesia pola penamanan campuran ini belum banyak diaplikasikan di dalam usaha ternak ruminansia. Informasi tentang budidaya pertanamaan campuran terutama mengenai perbandingan populasi antara populasi rumput dan leguminosa yang biasa tumbuh di Indonesia dan pengaruhnya terhadap produksi dan kulitasnya belum banyak dipublikasi.

Sebagai pakan ternak ruminansia, hijauan pakan mempunyai peranan yang sangat penting yaitu:

1) Mengandung hampir semua zat yang diperlukan hewan; 2) Khususnya di Indonesia, bahan pakan  hijauan memegang peranan sangat penting, karena bahan tersebut diberikan dalam jumlah yang besar. Masing-masing ternak ruminansia, setiap harinya membutuhan konsumsi pokok berupa hijauan pakan ternak ± 10% dari beratnya.Dalam ransum ternak ruminansia, rumput lebih banyak digunakan.Hal ini dikarenakan selain harganya lebih murah juga untuk memperolehnya relatif lebih mudah.Di samping itu, produktivitas rumput relatif lebih tinggi dan lebih tahan terhadap tekanan defoliasi (pemotongan dan renggutan).

Beberapa faktor yang menghambat penyediaan hijauan pakan, yakni terjadinya perubahan fungsi lahan yang sebelumnya sebagai sumber hijauan pakan menjadi lahan pemukiman, lahan untuk tanaman pangan dan tanaman industri.

1.2. TUJUAN PENULISAN

Dari setiap penulisan, pasti ada tujuannya. Berikut diuraikan beberapa tujuan dari penulisan paper ini:

1. Untuk mengetahui peranan leguminosa terhadap kualitas hijauan pakan ternak

2. Untuk memenuhi syarat penilaian dalam salah satu matakuliah, yaitu matakuliah Evaluasi Hijauan

3. Untuk menambah wawasan dan memperbanyak ilmu

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Leguminosa

Leguminosa adalah tanaman dikotilledon (bijinya terdiri dari dua kotiledon atau disebut juga berkeping dua). Famili tanaman leguminosa terbagi atas tiga sub-famili yaitu Mimosaceae, Caesalpinaceae dan Papilionaceae. Mimosaceae adalah tanaman perdu berkayu dengan bunga biasa sedangkan Caesalpinaceae mempunyai bunga irregular. Adapun Papilionaceaeadalah tanaman semak berkayu dengan bunga papilionate atau berbentuk seperti kupu. Antar jenis leguminosa terdapat perbedaan morfologi. Umumnya, sistem perakaran leguminosa terdiri atas akar primer yang aktif dan mempunyai cabang-cabang sebagai akar sekunder. Akar primer (tap root) tumbuh jauh kedalam tanah. Sistem perakaran itu umumnya terinfeksi oleh bakteri dari species Rhizobium sehingga terbentuk bintil-bintil atu nodul-nodul akar. Antara bakteri dan tanaman leguminosa terjadi simbiose mutualistik. Untuk pertumbuhannya, bakteri menggunakan Nitrogen yang diserap dari udara dan kemudian populasi bakteri yang mati menjadi sumber Nitrogen untuk pertumbuhan tanaman leguminosa.

Famili leguminosa dibagi menjadi 3 group sub famili, yaitu: mimisaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga “regular”, caesalpinaceae, tanaman dengan bunga “irregular” dan papilonaceae, tanaman kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu (Susetyo, 1980). Hijauan pakan jenis leguminose (polong-polongan) memiliki sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca dan P. Leguminose memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memeperbaiki kesuburan tanah (AAK, 1983).

Kebanyakan tanaman pakan dan tanaman ekonomi penting termasuk dalam papiloneceae group. Legume ada yang mempunyai siklus hidup secara annual, biennial atau perennial (Soegiri et al., 1982). Leguminosa memegang peranan penting sebagai hijauan pakan ternak dan rumput-rumputan untuk ternak herbivora (Lubis, 1992). Dijelaskan lebih lanjut bahwa leguminosa mempunyai sifat-sifat yang baik sebagai bahan pakan dan mempunyai kandungan protein dan mineral yang tinggi. Tanaman leguminosa meskipun mempunyai kandungan nutrisi cukup tinggi tetapi hanya dapat digunakan sebagai campuran pakan hijauan paling banyak 50% dari total hijauan yang diberikan (Susetyo, 1980). Hal ini disebabkan karena dalam leguminosa terdapat zat anti nutrisi seperti mimosin, anti tripsin, dan juga mempunyai banyak bulu sehingga palatabilitasnya rendah.

2.2. Integrasi Tanaman Leguminosa Dengan Rumput

Pengembangan hijauan pakan ternak di negara tropis bila hanya mengandalkan rumput, maka  perlu mendapat perbaikan, hal ini dikarenakan rata-rata produksi hijauan rendah, kualitasnya rendah, kurang respon terhadap perbaikan hara tanah. Perbaikan produksi rumput dengan pemupukan Nitrogen dan Fosfat akan menaikkan produksi hijauan namun tidak ekonomis lagi, karena harga pupuk  mahal, tidak sepadan dengan hasil yang didapatkan setelah dikonsumsi ternak. Pengembangan hijauan pakan ternak bisa berupa hijauan rumput saja atau leguminosa saja ataupun campuran hijauan dan leguminosa. Tetapi yang baik dan ekonomis terdiri dari campuran rumput dan leguminosa.

Tanaman leguminosa mempunyai kemampuan mengikat  Nitrogen dari udara dan menyumbangkannya kepada tanah. Nitrogen ini akan tersedia bagi tanaman jika seresah atau sisa tanaman leguminosa sudah membusuk dan terurai menjadi ion di dalam larutan tanah.  Dengan Leguminosa mensuplay N pada tanaman rumput, maka produksi bisa lebih baik dan menghemat pemupukan. Dengan penanaman campuran, bisa menjadi sumber protein dan dan mineral kadar tinggi bagi ternak, dan juga memperbaiki struktur tanah.

Beberapa nilai manfaat penanaman campuran rumput dan leguminosa:

1. Introduksi rumput unggul dalam padang rumput asli yang dipupuk Nitrogen di Jamaika dilaporkan mampu meningkatkan 2 kali bahkan 3 kali lebih tinggi bila dibandingkan hijauan asli yang tidak dipupuk. Namun ternyata menurut Sam (1975) Produksi daging domba maksimal didapatkan dari percampuran tanaman rumput dan kacang-kacangan.

2. Memperbaiki unsur N dalam tanah, karena kemampuan leguminosa untuk mengikat N dari udara oleh bakteri yang terdapat dibintil-bintil akar.

3. Memperbaiki mutu pakan ternak ruminansia, karena kandungan protein dan mineral lebih tinggi

4. Daerah tropis yang lembab akan membatasi pertumbuhan rumput, namun dengan percampuran rumput dan leguminosa, leguminosa dapat memperbaiki pertumbuhan rumput, karena akarnya bisa lebih dalam.

5. Tanaman campuran rumput dan leguminosa  mampu meninggikan kapasitas tampung sehingga satuan ternak per hektar lebih banyak dan total kenaikan berat badan lebih tinggi.

Dari berbagai keuntungan yang ada maka strategi pengembangan hijauan pakan ternak supaya dapat mencukupi kebutuhan pakan hijauan untuk populasi ruminansia, dapat mempertahankan kesuburan lahan, bisa mendapatkan keuntungan maksimal dalam sistem produksi tanaman dan memperoleh sistem produksi yang berkelanjutan dengan penanaman campuran rumput dan leguminosa.

2.3. Contoh Karakteristik Beberapa Jenis Leguminosa

Kebanyakan tanaman pakan dan tanaman ekonomi penting termasuk dalam papiloneceae group. Legume ada yang mempunyai siklus hidup secara annual, biennial atau perennial (Soegiri et al., 1982). Leguminosa memegang peranan penting sebagai hijauan pakan ternak dan rumput-rumputan untuk ternak herbivora (Lubis, 1992). Dijelaskan lebih lanjut bahwa leguminosa mempunyai sifat-sifat yang baik sebagai bahan pakan dan mempunyai kandungan protein dan mineral yang tinggi. Tanaman leguminosa meskipun mempunyai kandungan nutrisi cukup tinggi tetapi hanya dapat digunakan sebagai campuran pakan hijauan paling banyak 50% dari total hijauan yang diberikan (Susetyo, 1980). Hal ini disebabkan karena dalam leguminosa terdapat zat anti nutrisi seperti mimosin, anti tripsin, dan juga mempunyai banyak bulu sehingga palatabilitasnya rendah. Jenis leguminosa antara lain: Sentro (Centrosema pubescens, Puero (Pueraria phaseoloidse), Kalopo (Calopogonium muconoides), Gamal (Gliricida maculata) Lamtoro (Leucaena Leucocephala). Berikut beberapa contoh karakteristik beberapa jenis legum :

1. Sentro (Centrosema pubescens)

Centrosema pubescens merupakan legum yang berasal dari Amerika Selatan, merupakan tumbuhan perennial. Legum ini responsif terhadap pupuk P (Sutopo, 1985). Centrosema pubescens merupakan legum herba yang membelit, menjalar atau memanjat, batang agak tumbuh berbulu dan tidak berkayu, mempunyai tiga daun pada setiap tangkai (trifoliat), berambut, panjangnya 5-12 cm dan lebar 3-10 cm (Soegiri et al., 1982).

2. Puero (Pueraria phaseoloidse)

Legum ini disebut juga puero, tropikal kudzu, kacang ruji (Jawa) yang berasal dari India timur dan siklus hidupnya perennial. Ciri-ciri legum ini adalah tumbuh merambat, membelit, memanjat, sifat perakarannya (pada buku) dalam, daun muda tertutup bulu berwarna coklat, warna bunga ungu kebiruan (Reksohadiprojo, 1985).. Adaptasi legum ini adalah tumbuh di daerah tropika, curah hujan lebih dari 1270 mm/th, ketinggian 0-1.000 m, suhu sedang sampai dengan tinggi, tidak tahan suhu rendah, tahan musim kering panjang, kisaran tanah luas, tanah masam miskin Ca dan P, responsif terhadap pupuk P, sebagai legum pioner, tahan genangan (Reksohadiprojo, 1985).

3. Kalopo (Calopogonium muconoides)

Calopogonium mucunoides merupakan tanaman leguminosa yang berasal dari Amerika Selatan tropik yang bersifat perennial, dan hidup pada daerah yang kelembaban udaranya tinggi (Reksohadiprojo, 1985). Calopogonium mucunoides merupakan tanaman penutup tanah, tanaman sela dan tanaman pemberantas gulma. Calopogonium mucunoides tumbuh menjalar dan memanjang, membentuk hamparan yang dapat mencapai ketinggian 30-50 cm.(Soegiri et al., 1990).

2.3.1. Bakteri Rhizobium  pada Legum

Peranan keberadaan bakteri rhizobium yang efektif pada tanaman legum:
Bakteri dapat mengurangi kebutuhan N tanaman karena dapat mensuplainya. N (urea, ZA) yang diberikan bisa hilang karena pencucian, denitrifikasi, terangkut saat panen. Peran bakteri terjadi saat tanaman dalam kondisi kekurangan N (proses simbiosis).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan bakteri bintil akar:

1. Sumber makanan (BO dan perakaran)untuk bertahan sebelum menginfeksi tanaman.

2. Mikroorganisme lain (sbg kompetitor di rizosfir)terutama yang antagonis, karena dapat menghalangi infeksi

3. Lingkunganyang mempengaruhi kegiatan fotosintesis untukmenyediakan kebutuhan energi bakteri (cahaya, luas daun, CO2, pembentukan biji/ fase generatif)

4. pHyang dikehendaki netral – agak basa,

5. Suhu yang disukai 20-28oC, masing-masing jenis isolat berbeda tanggapnya terhadap suhu

6. Ketersediaan air dan hara untuk fotosintesis,karena fotosintesis yang dihasilkan tanaman dimanfaatkan oleh bakteri

7. Senyawa racun,yang berasal dari herbisida, fungisida di tanah tidak disukai bakteri bintil, dapat berpengaruh terhadap keberadaan bakteri, salinitas

8. Ketersediaan nutrisi,seperti N yang bisa menghambat bintil; P untuk supali energi; Mo untuk kerjanitrogenase, Fe dan Co utk laghemoglobin dan transfer electron

2.3.2 Mekanisme Infeksi Bakteri Rhizobiuam pada Akar

Bakteri-bakteri yang menimbulkan bintil pasa tanaman Leguminosa, yaitu bakteri bintil, dikelompokkan dalam  genus Rhizobium. Batang-batang Gram-negatif ini yang hidup bebas dalam tanah, tumbuh secara anaerob ketat dengan senyawa organic sebagai nutrein.

Infeksi tumbuh-tumbuhan terjadi hanya pada rambut akar muda.Bakteri menerobos masuk pada / ketat pada ujung rambut akar dan tumbuh sebagai benang infeksi sampai ke dasarnya.Benang infeksi ini yang diliputi oleh membran selulosa kemudian menerobos dinding sel muda dari epidermis dan kulit akar.Kalau bakteri ini berjumpa dengan sebuah sel tetraploid dan jaringan kulit, maka sel ini dan sel-sel diplois yang ada di sekelilingnya terangsang untuk membelah, benang infwekinya bercabang dan membagi diri pada sel tetraplois.Percabangan ini menyebabkan jaringan kortek membesar yang dapat dilihat sebagai bintil.Bintil-bintil ini merupakan hasil poliferasi jaringan yang terangsang oleh Rhizobium dengan perantara sesuatu faktor pertumbuhan. Bakteri-bakteri ini amat cepat memperbanyak diri, tumbuh menjadi sel dengan bentuk tidak teratur ( bakterod ), dengan volume 10-12 kali lipat dari Rhizobium yang dapat bebas, dan akhirnya terletak dalam sitoplasma sel-sel tumbuh-tumbuhan sebagai sel-sel individual/dalam kelompok yang diselubungi oleh sebuah membrane. (Hans G. Schlegel,1994 )

Tipe bintil akar :

1. Globus
Ciri: berbentuk bulat, gampang lepas dari akar.

2. Peanut
Ciri: berbentuk agak bulat, letaknya terbenam.

3. Semi Globus
Ciri: bentuknya tidak beraturan, permukaannya ada yang kasar dan licin.

4. Memanjang

5. Koral

Seringkali bintil akar terdapat pada tanaman legum yang tumbuh pada tanah berpasir yang kurang subur seperti tanah jenis PMK.
Bintil akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar, ada juga yang tumbuh di ujung-ujung akar.
Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri rhizobium yang tepat dan efektif.

2.3.3. Fungsi dan Ciri-ciri Bintil Akar yang Efektif

Timbulnya pigmen dan di mulainya fiksi N pada saatnya berjalan pararel. Pada pembongkaran pigmen ini menjadi pigmen empedu hijau ( biliverdin ) hilang juga pengikatan N₂. Pigmen ini nampaknya terletak dalam ruang antara bakteroid dengan membrane yang menyelubunginya.Pembentukan pigmen ini merupakan hasil khusus dari simbiosis :

Gugus prostetiknya yaitu protohem disentris oleh bakteroid, sedangkan bagian proteinnya disentris dengan partisipasi tumbuhan. Leghemoglobin mirip dengan mioglobin, dan dalam bintil zat ini terdapat terutama dalam bentuk oksi, besi (II) dan mempunyai afinitas tinggi terhadap O₂. Dapat dianggap bahwa leghemoglobin mempermudah difusi O₂ dari membrane selubung melalui ruang tanpa konveksi ke permukaan bakteroid, dan demikaian meningkatkan kecepatan transport O₂ sifat lemoghlobin menjamin bahwa bakteroid mendapat persediaan O₂ untuk perolehan energy dan pertumbuhan, tanpa menimbulkan tekanan parsial O₂ terlalu tinggi yang menghambat fiksasi N₂ oleh bakteroid.
( Sadikin Somaatmadja,1984 )

2.4. Keunggulan Tanaman Leguminosa

Mengingatpentingnya peranan leguminose maka leguminosa perlu diberikan pada ternak karena kandungan energi dan proteinnya lebih tinggi dibandingkan hanya diberikan rumput saja. 
Menurut Rukmana (2005), tanaman kacang-kacangan (leguminosa) yang diberikan pada ternak dikelompokkan menjadi tiga:

1. Tumbuh menjalar, biasanya digunakan sebagai penutup tanah di perkebunan, misalnya: sentro, kalopo, dan kudzu.

2. Tumbuh tegak berupa pohon, biasanya ditanam di tegalan atau pinggir kebun, seperti: lamtoro, gamal,kaliandra, dan sebagainya.

3. Hasil sisa tanaman pangan, merupakan hasil ikutan dari pertanian, seperti: kacang tanah, kacang kedelai,dan sebagainya.

Ternak dapat memproleh protein dari rumput akantetapi umumnya tidak cukup untuk pertumbuhannya. Leguminosa dapat menyediakan tambahan protein karena kandungan protein dalam daunnya jauh lebih tinggi daripada rumput.Daun legum juga menyediakan mineral mineral essensial dan vitamin bagi pertumbuhan ternak.

Gamal dapat dimanfaatkan sebagai pakan basal ternak kambing maupun pakan campuran melalui proses pelayuan. Data menunjukkan bahwa gamal kaya akan protein (23% CP) dan kalsium (1,2%). Kandunganseratnya tinggi (45% NDF) yang membuatnya sangat bagus sebagai sumber hijauan untuk ternak ruminansia.Tanaman ini mengandung mineral dalam jumlah yang cukup (kecuali fosfor dan tembaga) untuk memenuhi kebutuhan ternak di daerah tropis.Kaliandra merupakan tanaman leguminosa yang tahan terhadap kekeringan dan mengandung protein sekitar 22% sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.Disamping itu kaliandra mengandung tannin sekitar 8% yang diperkirakan dapat melindungi protein dari degradasi mikroba dalam rumen.

Leguminose memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memeperbaiki kesuburan tanah. 

Leguminosa merupakan tanaman yangmempunyai kemampuan untuk menghasilkan bahan organik tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah.Kemampuan memfiksasi nitrogen dari udara olehleguminosa dapat membantu meningkatkansuplai hara terutama nitrogen bagi tanaman yang disampingnya.Manfaat lain dari tanaman legum adalah meningkatkan bahan organik dalam tanah, memperbaiki kesuburan tanah serta sifat kimia, fisika, dan biologi tanah. Tanaman legum juga menambah kemampuan infiltrasi tanah, melindungi tanah dari butiran air hujan, dan mencegah erosi pada lahan yang berlereng.Batang dan daun tanaman legum dapat digunakan sebagai pakan ternak.Beberapa jenis legume juga menghasilkan buah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gizi nabati bagi manusia.

Tanaman leguminosa meskipun mempunyaikandungan nutrisi cukup tinggi tetapi hanya dapat digunakan sebagai campuran pakan hijauan palingbanyak 50% dari total hijauan yang diberikan (Susetyo, 1980).Hal ini disebabkan karena dalam leguminosa terdapat zat anti nutrisi seperti mimosin, anti tripsin, dan juga mempunyai banyak bulu sehingga palatabilitasnya rendah.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Tanaman legume sangat memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan karena memiliki banyak keunggulan seperti, mampu meningkatkan bahan organik dalam tanah, memperbaiki kesuburan tanah serta sifat kimia, fisika, dan biologi tanah.Tanaman legum juga menambah kemampuan infiltrasi tanah, melindungi tanah dari butiran air hujan, dan mencegah erosi pada lahan yang berlereng.Batang dan daun tanaman legum dapat digunakan sebagai pakan ternak. Beberapa jenis legume juga menghasilkan buah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gizi nabati bagi manusia, sebagai pakan ternak, kandungan nutrisi legume lebih tinggi dibandingkan tanaman rumput.

3.2 Saran

Perlu adanya evaluasi terhadap jenis tanaman legume agar dalam setiap penanaman/pengembangan jenis pakan tersebut bukan saja sekedar memeliharanya tetapi yang terpenting dalam hal ini ialah agar tetap tersedianya jenis legume unggul yang nantinya mampu memberi manfaat,baik sebagai pakan ternak maupun sebagai media untuk memperbaiki struktur tanah.jika hal ini mampu dilakukan maka tidak dapat dipungkiri bahwa akan mememberi keuntungan yang besar bagi para peternak atau para pengusaha yang berkecimpung dalam bidang tersebut.

1 Response to "PERANAN LEGUMINOSA TERHADAP KUALITAS HIJAUAN PAKAN TERNAK"

  1. Merkur Futur Adjustable Safety Razor - Sears
    Merkur Futur Adjustable Safety filmfileeurope.com Razor is the https://septcasino.com/review/merit-casino/ perfect balance of performance, safety, 토토사이트 and comfort. Made in Solingen, Germany, this worrione.com razor has a perfect https://octcasino.com/ balance of

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel